Jumat, 21 Desember 2012

JANGAN IRI SOAL REJEKI ORANG LAIN

Tidak perlu merasa iri hati dengan rizki orang lain.
Kita dilapangkan rizki, itu adalah ujian.
Kita disempitkan rizki itu pula ujian.
Dilapangkan rizki agar kita diuji apakah termasuk orang yang bersyukur atau tidak.
Di sempitkan rizki agar kita diuji apakah termasuk orang yang bersabar ataukah tidak bersabar. Maka tergantung kita menyikapi rizki yang ALLAH berikan.

Tidak perlu bersedih jika kita tidak ditakdirkan mendapatkan mendapat rizki sebagaimana saudara kita.
ALLAH tentu saja mengetahui manakah yang terbaik bagi hamba-Nya.
Cobalah kita perhatikan bahwa rizki dan nikmat bukanlah pada harta saja. Kesehatan badan, nikmat waktu senggang, bahkan yang terbesar dari itu yaitu nikmat Hidayah Islam dan Iman, itupun termasuk nikmat yang patut kita syukuri.
Semoga bisa jadi renungan berharga.

Ayat yang patut direnungkan adalah firman ALLAH TA'ALA, : " Adapun manusia apabila tuhannya menguji mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka Dia akan berkata, "Tuhanku telah memuliakanku". Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya Maka Dia berkata:" Tuhanku menghinaku".
(QS. Al-Fajr: 15-16).

Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan ayat diatas, :" Dalam ayat tersebut, ALLAH Ta'ala mengingkari orang yang keliru dalam memahami maksud ALLAH meluaskan rizki.
ALLAH sebenarnya menjadikan itu sebagai ujian.
Namun dia menyangka dengan luasnya rizki tersebut, itu berarti ALLAH memuliakannya. Sungguh tidak demikian, sebenarnya itu adalah ujian sebagai mana ALLAH Ta'ala berfirman, :" Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang yang kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak. Sebenarnya mereka tidak sadar."
(QS. Al-Mu'minun: 55-56)."

Sebaliknya jika ALLAH menyempitkan rizki, ia merasa bahwa ALLAH menghinanya.
Sebenarnya tidaklah sebagaimana yang ia sangka. Tidaklah seperti itu sama sekali.
ALLAH memberi rizki itu bisa jadi pada orang yang Dia cintai dan pada orang yang tidak Dia cintai.
Begitu pula ALLAH menyempitkan rizki, bisa pada orang yang Dia cintai ataupun tidak.
Sebenarnya yang menjadi patokan ketika seseorang dilapangkan dan disempitkan rizki adalah dilihat dari ketaatannya kepada ALLAH dalam dua keadaan tersebut.
Jika dia adalah seorang berkecukupan lantas ia bersyukur dengan nikmat ALLAH tersebut, maka inilah yang benar.

Dengki itu akan melahap kebaikan seseorang sebagai mana api melahap kayu bakar yang kering karena biasanya orang yang hasad itu akan melanggar hak-hak orang yang tidak ia sukai dengan menjelek-jelekan dan berupaya agar orang lain membencinya, merendahkan martabatnya dan lain sebagainya.
Ini semua adalah dosa besar yang bisa melahap habis berbagai kebaikan yang ada.

" Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan ALLAH kepada sebagian dari kamu lebih banyak dari sebagian yang lain.
(karena) bagi orang laki-laki bagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan memohonlah kepada ALLAH sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya ALLAH Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. an-Nisa': 32)."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar